SEMARANG – Universitas Semarang (USM) Televisi atau lebih dikenal dengan USM TV melaunching program “Bincang Pakar” dengan menghadirkan narasumber pakar desain digital Ir Bengris Pasaribu MM UX Master di studio USM TV pada Rabu, 26 November 2025.
Direktur USM TV Saiful Hadi MKom bahwa program ini merupakan program baru dengan menghadirkan para pakar dibidangnya berlangusng selama 60 menit.
“Pada tayangan perdana ini, USM TV menghadirkan pakar desain digital dari Bandung Ir Bengris Pasaribu MM UX Master. Kedepan USM TV akan menghadirkan pakar dari USM seperti Prof Sudharto, Prof Kesi Widjajanti, Dr Supari, Dr Edi Susilo serta pakar lain sesuai dengan kepakarannya,” ungkap Saiful.
Menurut Bengris Pasaribu bahwa selama ini masyarakat memandang bahwa desian digital itu hanya sekedar visualisasi saja, padahal yang paling penting adalah bagimana desain harus memenuhi harapan pengguna terkait dengan kelengkapan konten, bahasa sesuai dengan harapan pengguna, dan rancangan alur desain halaman yang lojik.
“Hal ini yang sering dilupakan, padahal untuk sebuah desain harus diawali dengan penelitian kepada target pengguna yaitu riset persona. Dengan riset persona kita akan mengetahui apa yang diinginkan pengguna, apa tujuan pengguna menggunakan sebuah desain, apa kebutuhan yang ingin dipenuhi, bahkan masalah yang diharapkan dapat disolusikan dengan berkunjung ke media digital yang kita buat,” ungkap Bengris Pasaribu.
“Dengan memahami perilaku pengguna dari riset persona tersebut kita bisa membuat desain yang intuitif sesuai harapan pengguna dan pengguna akan selalu mengunjungi web kita,” tambahnya.
Ia menambahkan, jika sudah memliki desain yang kita inginkan jangn lupa untuk diuji, karena sebagus apapun desain jika bukan pengguna yang menyatakan bagus, tetap aja tidak bagus. Ujikanlah desain anda memastikan pengguna suka. Pengujian ini harus sedini mungkin masih tahap prototype sehingga jika ada perubahan dari pengguna kita akan mudah untuk merubahnya, jadi sebuah desain jangan langsung di cooding. Karena setelah di coding dan ada perubahan akan membutuhkan biaya lebih besar dibandingkan. Ketika perubahan pada tahap prototype. Bahkan tim coding akan kesal jika rancangan coding dirubah.
Lebih lanjut Bengris Pasaribu menekankan bahwa jika produk sudah di lakukan coding harus diingat bahwa penerapan analitik agar kita bisa memonitor permormansi dari desain kita. Analitik akan dapat mendeteksi bagian mana aja dari desain bagi pengguna merasa kesulitan dan pada halaman mana bouncing (meninggalkan halaman).
Dari hasil analitik ini kita bisa memutuskan perlu melakukan pengujian memastikan masalah pengguna untuk melakukan redesain Kembali.
Tahapan-tahapan tersebut diatas menjadi proses yang harus dilakukan dalam pengembangan sebuah desain yaitu riset persona, desain prototype, pengujian, launching, monitor analitic, pengujian dan redesain kembali secara iteratif.
Ketik atahapan ini dilakukan secara konsisten dan terus menerus maka produk kita akan selalu adaftif mengikuti keiinginan pengguna, dan hal inilah yang menjamin desain kita selalu kompetitif dan disukai pengguna. Pada akhirnya kita dapat keuntungan dan kesinambungan usaha.
