ANGIN SEGAR BAGI DUNIA PENDIDIKAN DI MUSIM PANDEMI

ANGIN SEGAR BAGI DUNIA PENDIDIKAN DI MUSIM PANDEMI.

Oleh Lutfi Maulana, S.Pd.I

Guru SD Negeri 1 Sumanding, Kec.Kembang, Kab.Jepara

Momen yang sudah dirindukan oleh seluruh siswa atau pelajar di Indonesia yang ingin kembali melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka akhirnya sedikit terbuka. Pasalnya sebagian besar masyarakat Indonesia mengalami banyak kendala ketika kebijakan pembelajaran daring diterapkan oleh pemerintah sebagai dampak pandemi Covid-19. Kendala tersebut meliputi fasilitas yang tidak merata, kendala jaringan, siswa tidak memiliki gaway dan sampai perubahan perilaku peserta didik yang cenderung negatif. 

Banyaknya permasalahan yang ditimbulkan dari pembelajaran daring, sehingga menurunya angka Covid-19 di seluruh daerah di Indonesia dapat dijadikan momentum untuk lembaga pendidikan khususnya sekolah dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas.

Faktor lain yang melatar belakangi untuk mendesak pembelajaran secara langsung yaitu sudah dibukanya tempat fasilitas umum seperti tempat ibadah, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, tempat wisata dan perkantoran. 

Urgensi Pendidikan

Kebijakan pembelajaran secara daring bila dilihat dari kacamata pendidik banyak sekali kelemahan, apalagi jika hubungannya dengan pendidikan karakter. Bisa kita pahami melalui pengertian pendidikan itu sendiri. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional yang memberikan makna pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 

Menelaah dari makna pendidikan pada undang-undang tentang pendidikan nasional tentunya kebijakan pembelajaran secara daring tidak mampu membawa ruh pendidikan yang dimaksud. Alasan utama dikarenakan dalam sebuah proses pendidikan bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi yang paling pokok adalah mampu menginternalisasi karakter positif, nilai-nilai kehidupan, norma dan akhlak mulia. Inilah yang sebenarnya tidak didapat oleh peserta didik selama pembelajaran daring yang hanya transfer of knowledge tanpa transfer of value.

Pentingnya Kehadiran Guru

Pentingnya kehadiran sosok guru di tengah-tengah peserta didik merupakan hal sangat vital dalam proses pendidikan. Secara makna guru merupakan sebuah profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah. 

Tugas utama dan fungsi guru bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan, namun lebih bersifat menyeluruh dan holistik. Bila kita hubungkan dengan kebijakan pendidikan melalui daring tentunya peserta didik akan kesulitan menyerap materi maupun bembelajaran karakternya. 

Fakta di lapangan bahwa pendidikan tanpa kehadiran sosok guru di tengah-tengah peserta didik ternyata sesuatu yang sangat memprihatinkan dan memunculkan efek negatif yang luar biasa. Kehadiran sosok guru inilah yang selama ini di rindukan oleh peserta didik maupun orang tua wali. Melalui guru tentunya peserta didik akan mendapatkan belajar yang penuh kasih sayang, belajar yang mampu membangkitkan emosi, dan belajar penuh rasa suka cita yang tidak didapatkan secara langsung ketika melalui pembelajaran daring.

Komitmen Terhadap Solusi

Kompleksitas permasalahan pendidikan secara daring sehingga pemerintah melalui Mendikbudristekmeluncurkan program pembelajaran tatap muka secara terbatas. Tentunya kebijakan tersebut banyak sekali prosedur, protokoler, serta aturan yang harus dipenuhi seperti tempat cuci tangan, desinfektan, dan toilet yang bersih serta aturan-aturan lainnya. Meskipun masih bersifat terbatas dikarenakan masih masa pandemi yang belum berakhir, akan tetapi kebijakan pembelajaran tatap muka secara terbatas disambut antusias oleh peserta didik maupun orang tua/wali siswa. 

Pelaksanaan pendidikan dalam situasi apapun memang harus tetap berjalan, meskipun dalam kondisi dan situasi bencana, perang maupun situasi pandemi seperti sekarang ini. Berbagai kebijakan dan inovasi dilaksanakan untuk meminimalisir dampak penyebaran virus covid-19. Berbagai metode pendidikan telah dilaksanakan guna melanjutkan estafet pendidikan, mengingat melalui pendidikan akan terbentuk SDM yang unggul, tentunya SDM bangsa yang unggul merupakan asset yang tidak ternilai.

Sebenarnya jika kita mau saling bergotong-royong baik itu pemerintah, masyarakat dan lembaga pendidikan untuk saling komitmen, pasti penyelenggaraan pendidikan akan berjalan dengan baik dengan minimal resiko penularan covid-19 di lingkungan pendidikan. Lembaga pendidikan menyediakan sarana kesehatan yang di butuhkan, masyarakat jujur jika ada yang sakit langsung menginformasikan kepada satgas dan melaksanakn prosedural. Sedangkan lembaga pendidikan dan pemerintah fokus dalam penanganan dan pengendalian masyarakat. Melalui koordinasi, komunikasi, serta keterbukan para pihak dapat meminimalisir penyebaran virus covid-19 di lingkungan pendidikan.