KAMPUSPEDIA.ID – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Semarang menyelenggarakan Survei PISA (Programme for International Student Assessment) yang diikuti sebanyak 42 siswa yang terpilih mengikuti kegiatan tersebut, pada Kamis (19/5).
MAN 1 Kota Semarang menjadi salah satu madrasah di Indonesia yang ditunjuk oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dalam Programme for International Student Assessment (PISA) 2022.
Sebelum kegiatan dilakukan, Mahasiswi Universitas Negeri Semarang Riska Nur Sa’diyah membagikan kartu tes dan memandu siswa dalam melaksanakan tes.
Kabid Penma Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah H A Saefulloh didampingi Kepala MAN 1 Kota Semarang H Tasimin memantau langsung penyelenggaraan Survey PISA di MAN 1 Kota Semarang.
A Saefulloh berharap, penyelenggaraan survey berjalan dengan lancar dan siswa MAN 1 Kota Semarang mendapatkan hasil survey yang baik.
BACA JUGA : Upgrading Skill; Dr Aan Tawli: Debater Tak Boleh Takut, Gagap Bicara, dan Malas Menggagas
“Semoga penyelenggaraan survey berjalan dengan lancar dan siswa MAN 1 Kota Semarang mendapatkan hasil survey yang baik,” ungkap Saefulloh.
H Tasimin juga menyatakan, bahwa siswa yang ditunjuk sebagai peserta survey PISA hari ini dapat mengikuti kegiatan semua, dan berharap tidak ada kendala dalam proses pengerjaannya.
Pada kesempatan terpisah, dari Pusat Assesment Pendidikan (Pusmendik) Farah Perwitasari juga melakukan pemantauan penyelenggaraan survey PISA di MAN 1 Kota Semarang.
Farah merasa puas dengan penyelenggaraan survey PISA di MAN 1 Kota Semarang.
“Peserta tes mengikuti kegiatan dengan tertib dan sarana prasarana tes sangat memadai,” tutur Farah.
“Survey PISA merupakan penilaian internasional tiga tahunan yang diselenggarakan oleh organisasi untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development-OECD) untuk mengukur kemampuan anak-anak usia 15 tahun dibidang literasi, numerasi dan sains,” imbuhnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada 2019 bahwa tingkat literasi Indonesia pada penelitian di 70 negara itu berada di nomor 62.
Hal ini membuat Perpusnas M Syarif Bando menyatakan bahwa tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah.