Dr Supari: Purnama Puisi di Atas Awan adalah Upaya USM Suarakan Nurani Budaya

Rektor USM, Dr Supari ST MT memberi sambutan sekaligus membacakan puisi karya Amir Machmud NS dengan judul ''Menjauhkan Warisan Peradaban'' dalam acara Purnama Puisi di Atas Awan pada Minggu (12/6).

KAMPUSPEDIA.ID – Rektor USM, Dr Supari ST MT mengatakan, kegiatan pembacaan puisi dengan tema ”Purnama Puisi di Atas Awan” merupakan upaya USM untuk menyuarakan nurani budaya dari atap USM.

Kegiatan tersebut sekaligus merupakan rangkaian kegiatan memperingati Dies Natalis Ke-35 dan Lustrum Ke-7 USM.

”Melalui kegiatan ini, kami ingin mempromosikan Program Studi Pariwisata yang baru dibuka di USM,” ujarnya.

Dia berharap, kegiatan ini dapat menjadi media untuk mempopulerkan budaya dan pariwisata di Jawa Tengah.

Dalam kegiatan tersebut, Supari juga membacakan puisi karya Amir Machmud NS dengan judul ”Menjauhkan Warisan Peradaban”.

Kegiatan ini dihadiri langsung antara lain, Pj Wali Kota Salatiga Sinoeng Noegroho Rachmadi bersama jajaran, Plt Kepala Disporapar Jateng Setyo Irawan, Ketua Umum KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana, Dandim 0733/BS Kota Semarang Letkol Inf Honi Havana, Ketua PWI Jateng, Amir Machmud NS, Ketua KIP Jateng Sosiawan, Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip Prof Sudharto P Hadi MES PhD, anggota Pembina Yayasan Ir Soeharsojo IPU, Ketua Pengurus Yayasan Prof Dr Ir Kesi Widjajanti SE MM, Rektor USM Dr Supari Priambodo ST MT, direktur pascasarjana, dekan, kaprodi USM, serta pengurus dan DKP PWI Jateng.

Adapun secara online, hadir Ketua MPR RI, Bambang Susatyo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dalam kesempatan tersebut Bambang Susatyo membacakan puisi dengan judul ”Sebutlah Ini Negara Candi” karya Amir Machmud NS.

Dalam sambutannya Bambang memberikan ucapan selamat kepada USM yang berulang tahun ke-35.

Dia berharap, di usia ke-35 menjadi memomentum untuk menguatkan tekad dan menguatkan semangat untuk mewujudkan visi Universitas Semarang sebagai kampus yang menghasilkan sumber daya insani yang profesional, beradab, serta berkeindonesiaan.

”Hidup di era disrupsi dengan perkembangan zaman dan lompatan teknologi telah menggeser paradigma kita dalam memandang dan memaknai dunia di sekitar kita. Modernisasi dalam segala bidang menuntut kita untuk selalu senantiasa mampu menyesuaikan diri dan efisiensi. Untuk itu untuk mengatasai hal tersebut maka dibutuhkan ketahanan yang kuat pada suatu bangsa,” katanya.