KAMPUSPEDIA.ID – Kluwek (Pangium edule Reinw) adalah nama lain untuk tanaman picung, tumbuhan pangi ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional, bagian daunnya sebagai sayuran, daging buahnya dapat dimakan jika sudah masak, dan bijinya dapat diolah sebagai bumbu masak.
Buah kluwek mengandung antibakteri seperti Senyawa golongan flavonoid seperti asam hidnokarpat, asam ghaulmograt, asam glorat dan tanin. Senyawa kimia ini efektif dalam mengendalikan perkembangbiakan bakteri pada ikan – ikan atau hewan laut dan daging.
Selain itu ekstrak kluwek juga berpotensi unruk menjadi antimikroba, karena terdapat aktivitas penghambatan ekstrak kluwek terhadap pertumbuhan mikroba pada bakso ikan tuna.
Oleh karena itu, 4 mahasiswa Universitas Semarang yang tergabung dalam tim PKM-RE FTP yang terdiri dari Nita, Lia, Evi, dan Elfin tertarik untuk meneliti ekstrak biji pangi sebagai viabilitas bakteri pada udang pemicu histamin, didasari karena salah satu keracunan terbesar yang disebabkan produk perikanan yaitu keracunan histamin.
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 4 bulan dengan metode daring dengan studi literature dan diskusi, adapun luring dilakukan di Laboratorium Kimia dan Rekayasa Pangan USM, Laboratorium Terpadu Undip, dan Balai Besar Perikanan Budidaya Perikanan Air Laut dan Payau Jepara.
Menurut Nita bahwa proses penelitian dimulai dari tahap awal yaitu sortasi yang bertujuan untuk mendapatkan sampel biji pangi yang berkualitas, kemudian dilakukan pencucian dan proses pengecilan ukuran sehingga didapatkan nilai kadar air sekitar 4,5 – 4,6 %.
“Sampel yang sudah cukup halus diayak menggunakan ayakan 30 mesh menghasilkan serbuk simplisia halus, kemudian diambil untuk sampel ekstraksi sebanyak 20 g dengan ditambahkan pelarut etanol sebesar 70%.” Ungkap Nita.
“Setelah itu, ekstrak cair dievaporasi menghasilkan nilai rendemen 13 %. Ekstrak kental sudah diuji dan dievaluasi anti histamin menggunakan bakteri Vibrio parahaemolyticus dan Vibrio harveyii di laboratorium BBPBAP Jepara dengan berbagai konsentrasi hasil yang menunjukkan bahwa ekstrak biji pangi terfermentasi dengan konsentrasi 100% dapat menghambat bakteri pemicu histamin” tambahnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini, tim PKM-RE Pangium edule berharap penelitian ini dapat menjadi upaya dalam kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan, dan sarana pengembangan atau penerapan inovasi teknologi tepat guna, serta untuk menghadapi tantangan bangsa dalam menghadapi era Indonesia emas dengan memanfaatkan potensi hasil penelitian yang lebih optimal.