DEMAK – Universitas Semarang (USM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui kehadiran langsung Rektor USM, Dr Supari ST MT, dalam acara Pengajian Umum Sedekah Bumi/Apitan Desa Surodadi, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, pada Kamis, 1 Mei 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari sinergi antara perguruan tinggi dan desa binaan dalam pelestarian budaya serta pembangunan berkelanjutan.
Lebih lanjut, dalam sambutannya, Rektor USM menyatakan bahwa pihaknya tidak hanya prihatin atas permasalahan yang dihadapi warga, tetapi juga berkomitmen memberikan kontribusi nyata bagi Desa Surodadi.
“Kami ikut peduli terhadap masalah warga yang terjadi di Kelurahan Surodadi khususnya, Kecamatan Sayung pada umumnya. Warga Surodadi sudah menjadi bagian dari keluarga besar USM, karena mulai dari mahasiswa, dosen, hingga tenaga kependidikan kami banyak berasal dari sini,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan, USM telah menyewa tambak di wilayah Surodadi yang hasil produksinya akan dijualkan oleh USM guna meningkatkan kesejahteraan warga.
Bahkan, sebuah perahu bertenaga surya telah disiapkan oleh USM dan kini dapat dimanfaatkan, terutama oleh anak-anak, sebagai sarana edukatif dan rekreasi di wilayah Desa Surodadi. Ke depan, fasilitas ini juga bisa dinikmati oleh warga lain sebagai tempat rekreasi.
Dr Supari juga menyampaikan bahwa pihak USM dan Pemerintah Desa Surodadi telah resmi menandatangani kesepakatan kerja sama, sebagai langkah konkret mempererat hubungan dan membangun kemitraan strategis yang saling menguntungkan.
Sementara itu, Wakil Bupati Demak, Muhammad Badruddin, turut memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya pelestarian budaya sebagai warisan leluhur, termasuk dari para wali seperti Walisongo.
“Nguri-uri budaya adalah bentuk penghargaan terhadap leluhur. Ini harus kita jaga dan teruskan kepada generasi muda. Budaya adalah identitas dan nilai tinggi yang tidak boleh kita abaikan,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Surodadi, Agus Supriyanto, dalam wawancaranya menjelaskan makna kegiatan Sedekah Bumi yang digelar hari ini. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar tradisi, tetapi bentuk syukur serta pelestarian budaya dan penghormatan kepada para leluhur.
“Sedekah bumi ini kita maknai sebagai bentuk berbagi dari apa yang menjadi potensi masyarakat kepada alam. Kita tabur bunga dan doa bersama di dua makam yang berbeda, mengenang semua leluhur yang telah tiada. Kemudian dilanjutkan dengan karnaval keliling kampung. Ini bagian dari upaya kita nguri-uri budaya yang mengakar di masyarakat,” jelasnya.
Visi Agus sebagai kepala desa adalah membangun desa secara bertahap dengan pendekatan budaya dan potensi lokal. Rutinitas seperti peringatan HUT RI dan istighosah Jumat Wage akan terus digalakkan.
Sebagai informasi, sebelumnya USM melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat telah menjalin kerja sama dengan Desa Surodadi.
Kerja sama ini difokuskan pada pengembangan desa binaan tentang Desa Wisata Kawasan Pesisir: Sinergi Energi Terbarukan, Konservasi, dan Ekonomi Lokal pada 10 Januari 2025 lalu.