KAMPUSPEDIA.ID – Universitas Semarang (USM) menggelar pembekalan Wisuda ke-63, kegiatan tersebut dilaksanakan sebelum calon alumnni menjalani upacara wisuda melalui zoom meeting, pada Sabtu (26/3).
Kegiatan ini dibagi menjadi 2 sesi, Sesi I dibuka Rektor USM Dr Supari MT yang dilaksanakan pukul 09.00 – 12.30 WIB dan Sesi II dibuka Wakil Rektor III USM Dr Muhammad Junaidi MH dilaksanakan pukul 12.30 – 16.00 WIB.
Acara ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya, Nurhadi Irbath ST CEC LCC (Wakil Ketua 2 PMO Kampus Merdeka 2022), A Dian Savitri SPsi MSi Psi (Dosen Fakultas Psikologi USM), Kukrit Suryo Wicaksono, MBA (CEO Suara Merdeka Network), dan Muhammad Arif Surana (IKA Bidang 4 Business and Development).
Dengan mengusung topik “I will survive – How to Survive to Get a Good Job in Post Pandemic Era”, Nurhadi Irbath ST CEC LCC mengatakan proses pencarian pekerjaan adalah ketika ada tantangan, perlu direspon segera dan meningkatkan kualitas
“Untuk memenuhi tuntutan agar dapat bertahan dalam proses pencarian pekerjaan adalah ketika ada tantangan, perlu direspon segera dan meningkatkan kualitas. Banyak berdiskusi dengan mentor, berlatih dan mengikuti ikut pelatihan, seminar, lomba (baik saat kuliah ataupun sudah lulus) sehingga dapat mencari pengalaman sebanyak-banyaknya,” ucap Nurhadi.
“Salah satu tantangan mencari pekerjaan saat ini contohnya adalah tawaran pekerjaan yang umumnya dari luar jawa. Disini para alumni harus mampu merespon tantangan tersebut dengan baik dan adaptif,” imbuh Wakil Ketua 2 PMO Kampus Merdeka 2022.
Sementara itu Anna Dian Savitri menjelaskan bahwa, mahasiswa harus mampu mengenali impian, mengenali potensi, sehingga dapat mencari pekerjaan sesuai minat.
“Sebagai seseorang yang hidup dalam dunia penuh dengan tantangan, harus mampu mengenali impian, mengenali potensi, sehingga dapat mencari pekerjaan sesuai minat sehingga dapat lebih bahagia tidak sekedar formalitas saja. Serta harus terus mau berusaha, berpikir positif, selalu termotivasi untuk dapat menjawab tantangan dan memperluas sudut pandang,” jelas Anna.