SEMARANG- Interaksi sosial merupakan salah satu pengalaman penting dalam perkembangan sosial individu. Proses interaksi terjadi karena manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya . Interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara individu dengan individu lainnya maupun kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok lainnya atau dimana perilaku setiap individu akan saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku masing-masing.
Menyikapi hal tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Psikologi Universitas Semarang (USM) mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bagi anak-anak panti asuhan Darul Husna di Gunungpati Semarang, dengan judul Meningkatkan Pemahaman Interaksi Sosial dengan Metode Permainan Pada Anak Panti Asuhan pada Minggu, 12 Nopember 2023.
Adapun tim PkM yang terlibat adalah Purwaningtyastuti, SPsi.,MSi., Dr.MM.Shinta Pratiwi, MA, Anna Dian Savitri,SPsi.,MSi dan dibantu oleh 8 mahasiswa.
Pelaksanaan kegiatan ini mendapat sambutan baik dari pengelola panti dan para anak panti. Kegiatan yang diberikan oleh tim PkM Fakultas Psikologi USM ini kepada anak-anak panti asuhan berupa permainan – permainan outdoor dengan pertimbangan melalui berbagai macam permainan yang bertema interaksi sosial ini akan lebih mengena dan tepat sasarannya untuk anak panti yang masih usia remaja, yang kegiatan rutinitas sehari-harinya selalu belajar dan belajar. Selain mendapatkan penyegaran secara psikologis, mereka juga mendapatkan pembelajaran tentang interaksi sosial yang didalamnya berisi komunikasi, kerjasama, saling berbagi, toleransi dan belajar mengendalikan diri serta ego masing-masing.
Kegiatan dilakukan dihalaman panti asuhan Darul Husna Gunung Pati Semarang dan diikuti oleh 68 anak panti yang terbagi menjadi 8 kelompok dan masing-masing kelompok didampingi dengan satu mahasiswa. Setiap satu permainan selesai dilanjutkan dengan evaluasi dan feedback dari permainan tersebut.
Menurut Purwaningtyastuti bahwa interaksi sosial merupakan suatu pondasi dalam hubungan dimana di dalamnya terdapat tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat.
“Interaksi sosial yang dialami oleh anak-anak yang tinggal di panti asuhan tentunya memiliki perbedaan tersendiri. Anak panti asuhan yang berasal dari latar belakang keluarga yang bermacam-macam akan menjadi sebab permasalahan dalam interaksi sosial antara anak panti satu dengan yang lainnya. Hal inilah yang cenderung sering menyebabkan hubungan sosial anak panti kurang harmonis, meskipun mereka hidup bersama di panti asuhan,” ungkap Purwaningtyastuti.
“Para anak panti menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan dan pembelajaran baru bagi mereka tentang bagaimana kerja tim dan komunikasi yang baik serta belajar mengendalikan ego dan emosinya masing-masing, untuk mencapai tujuan bersama dengan lancar. Sesuai dengan tujuan kegiatan ini , tidak hanya menambah pengetahuan dan wawasan saja, tetapi juga melatih anak-anak panti untuk memahami proses interaksi sosial dengan lingkungan sosial dimana mereka tinggal sehingga mereka akan merasakan kenyamanan dan keharmonisan dalam hidup bersama di panti” tambahnya.
Ia menambhakan anak-anak panti asuhan tetap harus berinteraksi dengan berbagai macam lingkungan sosial, baik dengan teman sepanti, dengan pengasuh panti dengan tetangga atau orang sekitar panti. Hal inilah yang terkadang membuat anak-anak panti berkelompok- kelompok di dalam panti dan cenderung hanya akan berinteraksi dan peka terhadap teman satu kelompoknya saja..
Perlakuan yang berbeda inilah terkadang membuat beberapa anak panti merasa kurang percaya diri, menutup diri, pasif dan kurang nyaman sehingga menjadi penghambat dalam interaksi sosialnya. Pada umumnya interaksi sosial akan sulit terjadi apabila memiliki perbedaan budaya, bahasa dan nilai. Sehubungan dengan masalah anak-anak panti asuhan yang berkaitan dengan masalah interaksi sosialnya, maka bagaimana interaksi sosial di panti asuhan yang pada akhirnya dampaknya mampu membentuk tingkah laku dan kepribadian anak menuju yang lebih baik, membuang sifat dan kebiasaan-kebiasaan buruk pada anak panti maka perlu lebih meningkatkan pemahaman tentang interaksi sosial dengan lingkungan di sekitar anak-anak panti.