SEMARANG- Kehadiran e-commerce saat ini memberi angin segar bagi setiap orang, baik bagi konsumen atau pembeli tetapi juga bagi mereka yang menjadi produsen dan pebisnis. Aktivitas jual beli yang dahulu hanya bisa dilakukan secara tatap muka di suatu tempat, sekarang dapat dengan praktis dan mudah dilakukan secara online tanpa batasan tempat dan waktu serta dapat dilakukan dimana saja.
Hal inilah yang mendorong dosen Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro (Undip) memberikan pendampingan dengan mengenalkan e-commerce bagi kepada para petani salak Desa Jerukagung Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang pada 24-25 Juli 2024.
Kegiatan ini digelar oleh tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Penguatan Komoditi Unggulan Masyarakat (PKUM) Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro, dengan ketua Beta Noranita, S.Si., M.Kom bersama anggota tim yang terdiri dari Prof. Dr. Widowati, M.Si., Prof. Dr. Kusworo Adi, M.T., Dinar Mutiara KN.M.Tech.Com.Info.Ph.D dan Rismiyati, B.Eng., M.Cs. beserta 6 mahasiswa dari departemen Informatika FSM UNDIP.
Menurut Beta Noranita, S.Si., M.Kom bahwa Desa Jerukagung merupakan suatu desa di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang propinsi Jawa Tengah Indonesia. Desa yang luasnya 35 hektare ini, terletak 15 km dari puncak gunung Merapi, suhu rata-ratanya adalah 190C dan merupakan daerah rawan bencana ketika terjadi erupsi gunung Merapi. Desa Jerukagung dapat dikatakan sebagai desa berkembang, karena desa ini sebenarnya sudah cukup maju dalam hal perekonomian, tetapi masih belum bisa dikatakan desa yang maju karena belum semua aspek tersentuh oleh modernisasi, teknologi, dan globalisasi.
Desa Jerukagung memiliki 8 dusun yang terdiri dari dusun Jerukagung, dusun Kresan, dusun Pandean, dusun Wates, dusun Margosono, dusun Wonosari, dusun Timbelan, dan dusun Cempan, dengan jumlah penduduk kurang lebih 90% berprofesi sebagai petani salak. Mata pencaharian petani salak banyak dipilih warga desa karena didukung oleh keadaan alam berupa tanah yang subur, udara yang cukup sejuk, serta air bersih yang melimpah. Perkebunan salak dapat dijumpai di hampir seluruh wilayah desa.
“Desa Jerukagung telah mengembangkan produksi pasca panen dari salak yang berupa keripik salak, jenang salak, manisan salak (salacca), sari salak, serbuk biji salak dan lain lain. Produksi ini dilakukan oleh UMKM dari berbagai dusun di desa Jeruk Agung. Dengan melimpahnya buah salak dan produksi pasca panen dari salak, terdapat permasalahan dalam hal pemasaran, dimana petani tidak mempunyai akses keluar dalam menjual hasil produk mereka,” ungkap Beta Noranita, S.Si., M.Kom.
“Kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada Masyarakat, yang didukung penuh oleh Undip pada tahun 2024. Para Dosen dan mahasiwa mengenalkan e-commerce kepada para petani salak, sehingga diharapkan para petani dapat memasarkan hasil produk pasca panen dari buah salak dengan lebih optimal,” tambahnya.
Kegiatan pengabdian ini meliputi pembuatan website ecommerce sampai dengan pemberian pelatihan untuk pengelolaan ecommerce. Website E commerce dapat diakses pada URL : https://umkmjerukagung.com. Sedangkan pelatihan pengelolaan ecommerce dilakukan selama 2 hari, yaitu tanggal 24 Juli 2024 sampai dengan tanggal 25 Juli 2024 bertempat di balai desa Jeruk Agung kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, dengan peserta pelaku UMKM desa Jeruk Agung, kurang lebih sekitar 40 orang.
Kepala Desa desa Jeruk Agung, Kecamatan Srumbung, kabupaten Magelang Tri Wartanta, menyambut baik kegiatan ini. Beliau menyampaikan bahwa kendala yang dihadapi oleh para petani salak dan pelaku UMKM produksi pengolahan buah salak pasca panen adalah memasarkan hasil produknya, yang selama ini hanya terbatas pada daerah Magelang dan sekitarnya, dan menerima pesanan juga hanya saat waktu-waktu tertentu, seperti lebaran dan akhir tahun.
“Melalui pendampingan ini diharapkan para petani buah salak dan pelaku UMKM yang memproduksi pengolahan buah salak pasca panen, akan menjadi lebih mudah untuk memasarkan hasil produksinya dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas guna mendukung penguatan ekonomi di desa. Dan diharapkan pula Masyarakat desa Jerukagung akan mejadi produktif dan dapat menciptakan inovasi baru, tidak hanya terbatas pada produk-produk salak yang sudah dihasilkan saat ini,” ungkap Tri Wartanta.