Himateta USM Kenalkan Dunia Industri kepada Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian melalui Workshop Orientasi Industri

SEMARANG- Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (Himateta) Universitas Semarang (USM) menggelar kegiatan Workshop Orientasi Industri dengan tema “Memperkuat Kompetensi dengan Pembelajaran Mempersiapkan Diri Untuk Mengenal Dunia Usaha dan Dunia Industri” di PT. Jamu Gujati 59 Utama dan Museum Pabrik Gula De Tjolomadoe, Kota Solo.


Acara ini dilaksanakan pada Rabu, 9 November 2023 yang diikuti oleh 83 peserta mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian angkatan 2021 dan 2022. “Semoga mahasiswa dapat belajar dengan suasana yang lebih seru dengan mengelilingi industri dan melihat proses produksi serta dapat sampai tujuan dan kembali dengan selamat”. Harap Ika Fitriana S.TP., M.Sc, selaku Ketua Jurusan THP sebelum keberangkatan menuju Solo.
Menurut C. Hari Wibowo, S.PT. MP selaku dosen pendamping bahwa tujuan kunjungan ke PT. Gujati 59 ini adalah supaya mahasiswa mendapatkan tambahan, wawasan, dan pengetahuan sehingga setelah lulus nanti dapat mempunyai pengalaman dan pandangan mengenai dunia industri.


“Melalui kegiatan ini dapat meningkatkan relasi antara alumni dengan fakultas, dimana salah satu alumni FTP tahun 2008 ada yang bekerja pada PT. Gujati 59 tersebut, oleh karena itu harapannya hubungan antara PT. Gujati 59 dengan FTP dapat lebih baik lagi”. Ungkap Anisa Rachma Sari, S.Si., M.Si juga selaku dosen pendamping
“Jaman dulu merupakan perusahaan yang bertempat di Cirebon pada saat itu membeli sebuah perusahaan dengan nama Sultan Gunung Jati. Dikarenakan merk tersebut terlalu panjang sehingga dipersingkat namanya menjadi Gujati. Sedangkan angka 59 sendiri merupakan nomor kontrakan rumah sewaktu di Cirebon”. Jelas Miana selaku Kepala Bagian HRD
Kegiatan yang dilakukan yaitu, pengenalan nama tanaman jamu, kunjungan ke proses produksi, serta meminum salah satu jamu hasil produksi PT. Gujati 59.


Ketika berkunjung ke tempat lainnya yaitu Museum Pabrik Gula De Tjolomadoe, peserta melakukan tour dari spot satu ke spot lain sambil di pandu oleh Aji selaku tour guide.
“Sejarah pabrik gula de tjolomaoe ini di bangun oleh Mangkunegara IV, sebelum dibangun tanah tersebut disewakan ke Belanda pada tahun 1803 pada era tanam paksa, dimana Belanda menggunakan tanah tersebut untuk perkebunan tebu. Tetapi pada tahun 1861, masyarakat Solo tidak sejahtera dan tidak berkembang, sehingga pada akhir tahun 1861 dibangunlah pabrik gula tersebut di tanah seluas 6,4 hektar,” ungkap Aji.