SEMARANG– Mahasiswa Program Studi S1 Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang (S1 Sistem Informasi FTIK USM) memberikan sosialisasi Digital Culture dengan judul “Membentuk karakter siswa yang beradab dalam menggunakan media sosial” Bagi siswa MAN 2 Kota Semarang di ruang kelas pada Selasa, 11 Juni 2024.
Tim terdiri dari Dosen Pembimbing FTIK USM Prind Triajeng Pungkasanti, S.Kom,M.Kom dan 4 mahasiswa aktif USM. Selamet Iqbal Bimantara selaku ketua tim menuturkan bahwa “Sosialisasi ini merupakan bentuk kegiatan sebagai bagian dari pengabdian masyarakat. Adapun peserta yang berjumlah 30 peserta terdiri dari siswa MAN 2 Kota Semarang dari jurusan IPA dan guru pendamping”.
Menurut Riyan Wahyu “Untuk Membentuk karakter siswa yang beradab dalam menggunakan media sosial perlu melibatkan berbagai pihak dan metode, Seperti Pendidikan tentang etika digital harus menjadi bagian kurikulum formal, Peran Guru serta orang tua perlu memberikan contoh penggunaan media sosial yang baik serta berdiskusi terbuka mengenai pengalaman dan tantangan yang dihadapi siswa. Memberikan pemahaman yang jelas terkait keamanan, privasi, dan jejak digital sangat penting untuk melindungi dari risiko online”.
“Selain itu, pengembangan keterampilan sosial dan emosional seperti empati, hormat, dan manajemen emosi harus menjadi fokus utama dalam pendidikan. Aturan penggunaan media sosial perlu diterapkan dengan konsisten, disertai pengawasan yang bijak dan pengaturan waktu yang jelas untuk mencegah penggunaan yang berlebihan” Ungkap Muhammad Reza.
“Dalam kegiatan Sosialisasi dengan tajuk Membentuk Karakter Siswa Yang Beradab Dalam Menggunakan Media Sosial di MAN 2 Kota Semarang, Dengan adanya Sosialisasi ini diharapkan untuk siswa-siswi dapat siswa untuk terus belajar dan berkembang dalam pemahaman mereka tentang digital culture, serta menjadi kontributor yang aktif dalam masyarakat digital yang semakin kompleks” ungkap Daffa Farrelyan Ardana.
Selanjutnya, Setelah sosialisasi ini kami berharap kepada siswa mampu memahami etika digital, menerapkan nilai-nilai etis, dan menunjukkan perilaku positif di media sosial. Membentuk Karakter yang mandiri, bertanggung jawab, mampu mengenali hoaks, berpartisipasi dalam kegiatan sosial positif, dan berkomunikasi terbuka dengan guru serta orang tua. Peningkatan literasi digital serta memanfaatkan media sosial secara positif dan konstruktif
Menurut Sarah Syandana A Siswi MAN 2 “Bahwa digital culture memungkinkan untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui berbagai platform, seperti membuat konten multimedia atau berbagi ide dan karya seni secara daring”.
Sedangkan menurut Ilham assyurays “Digital Culture memiliki dampak positif yang signifikan jika kita menggunkannya secara bijak pada era digital saat ini, Selain itu budaya digital memberikan akses cepat dan mudah ke berbagai sumber informasi, memungkinkan siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka, berkolaborasi dalam proyek-proyek bersama, dan berpartisipasi dalam aktivisme sosial secara daring. dan memperluas pandangan siswa dalam berbagai aspek.”
Menurut Guru Pendamping Djoko Martono,S.Pd. Digital Culture memiliki dampak positif dalam konteks pendidikan, Mereka mengakui bahwa digital culture membuka pintu bagi berbagai peluang pembelajaran yang inovatif dan memungkinkan pengembangan keterampilan yang relevan dengan era digital. digital culture juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, menghadirkan materi yang lebih menarik dan relevan bagi generasi digital, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dan kesempatan di dunia yang semakin terhubung secara digital.
“Banyak hal yang diperoleh mahasiswa dalam kegiatan ini, selain mahasiswa mendapatkan pengalaman melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, mahasiswa juga mendapatkan pengalaman melakukan publikasi karya ilmiah serta publikasi melalui media massa” ungkap Prind Triajeng Pungkasanti,S.Kom,M.Kom.
“Harapan saya, Agar siswa memiliki minat yang tinggi dan motivasi yang kuat untuk belajar tentang digital culture. Mereka mengharapkan siswa untuk aktif dalam mengikuti perkembangan teknologi dan budaya digital, serta siswa untuk menjadi pengguna teknologi yang bijak dan bertanggung jawab, mampu mengenali dan mengelola risiko yang terkait dengan penggunaan digital, serta memahami implikasi etis dan sosial dari tindakan online mereka.”ungkap Selamet Iqbal Bimantara.