Majlis Al Hikam Ibnu Athaillah I Hikmah Yang Ke 18-19 I Jangan Menunda Amal Ibadah

Ustadz zawawi sedang menerangkan kitab Al Hikam karya Syekh Ibnu Atha'illah

KAMPUSPEDIA.IDUstadz zawawi menerangkan, bahwa dalam kitab Al Hikam karya Syekh Ibnu Atha’illah, kita tidak boleh menunda-nunda melaksanakan amal ibadah atau beramal sholeh.

“Penundaan terhadap amal ibadah hingga menunggu adanya waktu kosong adalah tanda dari kebodohan jiwa,” terang Ustadz Zawawi.

Baca Juga : Majlis Al Hikam Ibnu Athaillah Assakandari | Hikmah ke – 16

Ustadz Zawawi menerangkan, bahwa Syekh Yusri Hafidzahullah Ta’ala Wa Ra’ah menjelaskan hikmah ini dikaitkan dengan hikmah sebelumnya yaitu hikmah ke yang 17, yang menjelaskan tentang adab yang pertama dalam hudhur ma’a Allah.

“Adab yang pertama yaitu yang kemarin kita bahas, secara singkat kita diingatkan lagi tentang ridho dengan kondisi yang telah diberikan oleh Allah kepada kita atau ridho dengan sesuatu yang telah diberikan oleh Allah, maka kita di ajarkan para ulama setiap pagi untuk berdzikir Maa syaa-Allahu kaana, wamaa lam yasya’ lam yakun, sesuatu yang dikehendaki oleh Allah pasti akan terwujud sebaliknya sesuatu yang tidak dikehendaki oleh Allah pasti tidak terwujud,” tutur Ustadz Zawawi.

“Ketika semua meyakini bahwa Seluruh interaksi kita dengan masyarakat, keluarga, dan orang lain itu adalah hakikatnya interaksi dengan Allah. Karena pada dasarnya seluruh manusia adalah makhluk Allah, sedangkan makhluk Allah itu adalah bukti dari sifat- sifat Allah dan fi’il-fi’il Allah,” lanjut Ustadz Zawawi.

Baca Juga : Majlis Al Hikam Ibnu Athaillah | Hikmah ke – 17 | Ridlo Terhadap Kondisi yang Diberikan oleh Allah

Ustadz Zawawi mengatakan, Setelah kita sampai pada tataran meyakini bahwa seluruh interaksi kita setiap hari kepada orang lain sebenarnya interaksi dengan Allah. hendaknya kita ridho terhadap qadha qadar secara tafshilan wa ajmalan, ridho terhadap qadha qadar secara global dan terperinci,

“Maka para ulama mengingatkan bahwa ridho bil qodho wal qadar ibadah fi kulli waqtin wa fi kulli nafs. ridho terhadap qodho dan qadar adalah ibadah setiap saat bahkan setiap nafas. dalam setiap tarikan nafas kita perlu ridho terhadap apa yang terjadi dikehidupan kita,” ucap Ustadz Zawawi.

“Hal ini mengingatkan bahwa terkadang kita ridho terhadap beriman qodho qadar secara umunm, namun secara terperincinya ketika berhadapan dengan peristiwa yang terjadi setiap hari, kia masih protes, hal ini menunjukan bahwa kita belum sepenuhnya ridho terhadap qodho dan qadarnya Allah,” lanjut Ustadz Zawawi.

Ustadz Zawawi menjelaskan, terkadang qodho menentukan kita untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang membuat kita sibuk dengan pekerjaan itu, maka para imam mengingatkan bahwa ketika kita sibuk dengan dengan suatu pekerjaan maka hendaknya jangan menunda amal ibadah sampai menunggu datangnya waktu kosong. ketika kita mengandalkan adanya waktu kosong niscaya tidak akan mendapatkan atau tidak bisa beramal dengan maksimal.

“Kita bisa melihat kehidupan baginda rasul maka kita bisa melihat bahwa kehidupan rasul dipenuhi dengan amal ibadah, amal sholeh, tanpa menunda suatu pekerjaan untuk waktu kosong, setiap hari berdakwah, mengajari al qur’an, menasihati para sahabat, hingga menengok orang sakit,” terang Ustadz Zawawi.

“Maka dalam beramal tidak perlu menunggu waktu kosong karena kesibukan kerja akan datang silih berganti,” imbuh Ustadz Zawawi.