SURAKARTA- Siapa sangka bahwa gerabah dari tanah liat yang biasanya digunakan untuk bahan membuat perkakas rumah tangga seperti kwali, kendi (tempat air), piring, gelas, tungku bahkan pot bunga bisa digunakan untuk alat menyeduh kopi.
Politeknik Santo Paulus Surakarta, merupakan sekolah Vokasi yang berlokasi di Solo memiliki inovasi membuat alat seduh kopi dari gerabah ini. Bahkan paten alat seduh kopi berbentuk kerucut ini mereka miliki di tahun 2024.
Alat ini merupakan karya apik dari kolaborasi dosen dan mahasiswa yaitu Laela, Agung dan Binardo. “Lab’d, merupakan singkatan dari Laela, Agung dan Bin. Sedangkan d nya artinya Dripper”, kata Laela Nur Rokhmah, S. TP., M. Sc. sebagai salah satu pemilik paten tersebut.
Kopi merupakan salah satu minuman favorit dan digemari tidak hanya orang tua, bahkan anak muda saat ini. Treng Ngopi tidak kalah dengan Ngeteh. Hal itu ditunjukkan banyaknya kedai dan café kopi di Solo.
“Alat seduh kopi ini berbentuk kerucut yang biasang dikenal dengan V60 dengan teknik drip (tetesan). Biasanya bahan alat seduh ini dari plastik, keramik maupun stainless steel. Pengembangan produk dripper kopi ini merupakan peluang untuk melengkapi alat V60 yang sudah ada dipasaran,” ungkap Laela.
Laela menambahkan bahwa alat seduh kopi ini sudah banyak digunakan di café dan kedai kopi. Ini menjadikan petualangan rasa kopi tersendiri bagi pecinta kopi.
Menurut penelitian yang dilakukan dosen Politeknik Santo Paulus Surakarta ini bahwa pada seduhan kopi robusta, rasa manis akan lebih terasa pada seduhan kopi dengan dripper gerabah. Antioksidan berupa asam khlorogenat pada seduhan kopi robusta di dapatkan lebih tinggi juga menggunakan alat seduh gerabah ini