Kampus  

Prodi Pariwisata  USM Gelar Seminar  Desa Wisata Berbasis Budaya

KAMPUSPEDIA.ID – Program Studi Pariwisata Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) Universitas Semarang (USM) menggelar seminar Desa Wisata dengan tema “Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya dalam Menghadapi Pasca Pandemi Covid 19” di Ruang Teleconferensi Gedung Prof Dr Muladi SH Menara USM Lantai 8 pada Rabu, 24 Agustus 2022.

Menurut Kepala Program Studi Pariwisata USM Herman Paninggiran bahwa kegiatan ini rutin digelar dalam rangka meningkatkan kemampuan dosen dan mahasiswa dalam pembangunan kepariwisataan dan mensejahterkan masyarakat melalui desa wisata.

Dalam acara tersebut, program studi S1 Pariwisata USM menghadirkan dua orang narasumber yaitu Vera damayanti, S.E., M.Pd. selaku direktur dari LSP Gunadarma Utama Semarang dan Dr  Lastiani Warih Wulandari, S.E., M.M. selaku direktur LSP PARSI Yogyakarta dan dihadiri 60 mahasiswa.

Vera Damayanti dalam materinya membahas tentang atraksi wisata yang meliputi alam, budaya, dan buatan. Selain  itu Vera juga menyinggung aksesbilitas yang meliputi informasi, sarpras perhubungan dan transportasi.

“Desa wisata merupakan suatu wilayah dengan luas tertentu dan memiliki potensi keunikan daya tarik wisata yang khas dengan komunitas masyarakatnya yang mampu menciptakan perpaduan berbagai daya Tarik wisata dan fasilitas” ungkap Vera.

“Unsur desa wisata meliputi batasan geografis atau administrative yang jelas, masyarakat yang antusias, fasilitas sebagai unsur pendukung wisatwan dalam melalkukan aktifitas wisata di desa tersebut, dan sarana prasanarna lingkungan serta organisasi pengelolaan desa wisata dan SDM” tambahnya.

Sementara Dr  Lastiani Warih Wulandari mengatakan bahwa desa wisata mengarah kepada suatu bentuk Kawasan pemukiman yang terdapat pada daerah pedesaan baik secara sebgaja atauupun tidak telah menjadi sebuah Kawasan yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan karena memiliki daya tarik atau objek wisata dan di desa tersebut wisatawan dapat menginap.

“Tipologi atraksi di desa wisata ada tiga antara lain berbasis budaya, berbasis alam, dan berbasis ekraf. Sementara model pengembangan yang dapat dilakukan adalah Kerjasama untuk tatasnan normal baru yang mencakup  coraboration, creativity, communication, critical thinking, dan character” tambahnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut Dekan FTIK USM yang sekaligus membuka acara Prind Triajeng Pungkasanti MKom dan jajaranya serta para dosen pariwisata USM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *