KAMPUSPEDIA.ID – Gedung Menara USM yang berada di kompleks Universitas Semarang (USM) diresmikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) yang juga Ketua Dewan Penyantun USM, Prof Dr Mahfud MD dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Forkopimda pada Kamis (21/10/2021).
Menara ini dinamakan Gedung Prof Muladi untuk mengenang jasa almarhum Prof Dr H Muladi SH selaku pendiri USM yang tutup usia pada akhir 2020 kemarin setelah berjuang melawan Covid-19.
Prof Muladi pernah menjabat sebagai Ketua Pembina Yayasan Alumni Universitas Diponegoro (Undip) yang merupakan badan penyelenggaran USM. Ia juga mantan Rektor Undip dan mantan Menteri Kehakiman (sekarang Menter Hukum dan HAM).
Menkopolhukam Mahfud MD menuturkan dibangunnya menara USM ini merupakan penanda bahwa kalangan perguruan tinggi terus bergerak maju meskipun pada masa pandemi ini.
“Terus bergerak, aktivitas dikembangkan, pendukung dikembangkan. Ini penanda universitas terus berkembang,” kata Mahfud saat memberikan sambutan pada acara peresmian gedung Menara USM.
Ia berharap gedung tersebut bisa digunakan semestinya untuk perkembangan civitas akademika USM.
Hal itu sejalan dengan visi USM yakni menghasilkan sumber daya insani beradab serta bersaing secara nasional dan global.
“Dengan begitu, USM bisa menghasilkan sumber daya yang unggul secara keilmuan tapi unggul dan berkarakter. Fasilitas ini bisa digunakan secara optimal sebagai mandat tridarma perguruan tinggi,” tegasnya.
Ketua tim pembangunan Menara USM Ir H Soeharsojo IPU melaporkan bahwa pembangunan gedung ini dikerjakan oleh PT Megah Karya Tika Pratama selaku pemenang lelang dan menelan biaya 151 miliar lebih.
Menurutnya gedung yang memiliki 10 lantai ini berisi fasilitas pendukung untuk proses pembelajaran di USM. Antara lain ruang kuliah yang dilengkapi dengan perlengkapan teknologi informasi, ruang seminar, ruang multimedia, perpustakaan tingkat internasional, ruang pentas seni dan olahraga. Kemudian layanan bimbingan konseling, data center, ruang kegiatan mahasiswa, kafe serta kolam renang yang berada di lantai atas.
Sementara, Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip, Prof Sudharto P Hadi mengatakan, gedung menara tersebut bukan sebagai sindiran terhadap perguruan tinggi yang tidak mumpuni. Juga bukan sebagai menara gading.
“Kami berharap dengan adanya gedung ini, lulusan lebih baik. Lulusan USM menjadi sujana, bukan durjana. Mudah-mudahan gedung ini jadi pelopor untuk inovasi seperti yang dicanangkan Presiden Jokowi,” ucap mantan Rektor Undip ini.
Pembangunan gedung Menara USM ini diharapkan bisa menelurkan inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat dan berguna bagi kemajuan bangsa.
Selain itu, Menara USM ini bisa menjadi ikon atau landmark Kota Semarang di wilayah timur.
“Kalau Undip punya gedung rektorat dan lapangan yang bagus, kalau UGM punya Bulaksumur, dan USM punya Menara USM,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Ia menuturkan, meskipun warna cat Menara USM kuning gading, ia berharap tidak menjadi menara gading.
Segala inovasi, riset, dan teknologi yang dihasilkan civitas akademika, bisa dirasakan oleh masyarakat dan berguna bagi bangsa ini.
“Kami punya PR (pekerjaan rumah) yang serius, bonus demografi dan kebutuhan pangan. Nah, USM mau ambil peran yang mana. Berita terakhir pemerintah tidak akan lagi menjual alat teransportasi berbahan bakar fosil, bergeser ke elektronik tenaga baterai, silakan USM mau ambil peran dimana,” kata Ganjar.
Lulusan USM harus mengambil peran untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi bangsa ini, USM punya fakultas teknologi pertanian.
Ganjar mengibaratkan Undip merupakan orangtua dari USM. Undip telah bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi terkait permasalahan land subsidence (penurunan muka tanah) dan sea level rise (peningkatan air laut) di beberapa daerah di pantura Jateng.
“Orangtuanya (Undip) sudah mengambil peran, sekarang saatnya anaknya (USM) juga mengambil peran,” imbuh Ganjar.