KAMPSUPEDIA.ID – Saya hobi sepak bola sejak kecil, sejak Dewangga tampil pada babak penyisihan melawan Malaysia, Laos, Kamboja, Vietnam saya mengamati dan menikmati tendangan Dewangga, tendangannya seperti tendangan saya.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pembina Yayasan Alumni Universitas Diponegoro, Prof Dr Sudharto P Hadi saat memberikan motivasi dan dukungan pada Dewangga melalui zoom meeting pada Jum’at malam (31/12).
Walaupun pada finalleg I pada Rabu (29/12/2021) lalu Indonesia kalah telak 0-4 dari Thailand, USM meminta Dewa sapaan akrab Alfeandra Dewangga tidak patah semangat.
Prof Sudharto mengingatkan, kisah pembalikan skor yang luar biasa dari ajang LigaChampions 2017, ketika Barcelona yang kalah 0-4 dari Paris St Germain di leg I, mampu menang 6-1 di leg II.
”Dalam sepak bola, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin,” ungkap mantan Rektor Undip, yang semasa mudanya dikenal sebagai pengulas sepak bola itu.
Keluarga Besar Universitas Semarang (USM), memberikan dukungan moral kepada Alfeandra Dewangga, pemain Tim Nasional Indonesia, yang pada Sabtu (1/1/2022) malam, bermain dalam leg II final Piala AFF 2020.
Di penghujung tahun 2021, Rektor USM Dr Supari MT memimpin zoom meeting untuk berbincang-bincang dengan Dewangga. Bergabung dalam acara tersebut, Ketua Pembina Yayasan Alumni Universitas Diponegoro, Prof Dr Sudharto P Hadi, anggota Badan Pembina Ir Soeharsojo IPU, Wakil Rektor III Dr Junaedi, Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS, dan lebih dari 500 mahasiswa USM.
Dewa -demikian Alfeandra Dewangga biasa dipanggil tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum USMAngkatan 2020.
Soeharsojo dan Rektor Supari juga membesarkan hati Dewangga, dengan menyatakan sepenuhnya memberi dukungan moral dan doa.
Dalam live chat di link zoom, kalimat-kalimat penyemangat bertaburan dari para mahasiswa yang bergabung dalam zoom meeting. Sedangkan para mahasiswi mengungkapkan kata hati, dengan memuji ketampanan gelandang bertahan andalan coach Shin Tae-yong tersebut.
“Ganteng” dan kata-kata yang memuji Dewa, menjadi aksen ekspresi yang paling banyak muncul di live chat.
Dalam perbincangannya dengan Ketua PWI Amir Machmud NS, Dewangga mengakui laga final leg I memang menerbitkan ketegangan tersendiri.
”Karena itu kali pertama saya memperkuat Timnas di partai final. Tetapi yang paling menguras perasaan adalah laga melawan Malaysia. Kita semua tahu pertemuan melawan Malaysia selalu menjadi kisah tersendiri,” ungkap pemain PSIS (Semarang) itu.
Dikatakan juga olehnya, sampai saat ini dia masih ingin membela PSIS, dalam mengarungi Liga 1 Indonesia. Diakuinya, tim berjuluk Mahesa Jenar itu sampai saat ini masih menjadi tim kebanggaannya untuk dia bela.
”Membela PSIS merupakan kebanggaan bagi saya. Sampai saat ini, saya masih ingin berseragam PSIS dan berusaha untuk bisa meraih juara bersama tim ini,” kata Dewa.
Setelah beberapa penampilannya bersama Timnas Indonesia, dirinya mengaku pernah ditawari untuk bergabung dengan klub lain. Namun karena kecintaannya pada PSIS, dirinya menolak untuk pindah klub lain.
”Kalau bicara tentang keinginan, pengin juga sih untuk menjajal klub luar negeri. Sepertinya menarik untuk dicoba. Tapi untuk saat ini, saya harus menyelesaikan tugas bersama Timnas melawan Thailand. Doakan Indonesia bisa juara. Mohon doanya,” pintanya.