SEMARANG – Di tengah kekhawatiran akan meningkatnya volume sampah plastik dan kebutuhan infrastruktur ramah lingkungan, siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Semarang menghadirkan sebuah solusi inovatif: ZEROBRICK.
Ditemui awak media pada Jum’at (8/8/2025), ketua tim Annisa Hidayah didampingi anggota tim Rahima Shafa Paramitha , Tri Untung, Fildza Ghania Arini,, dan Nahdan Aufa Lifouz mengatakan bahwa inovasi ini merupakan inovasi yang ramah lingkungan.
“Produk ini merupakan paving block ramah lingkungan yang dibuat dari limbah plastik dan sabut kelapa, serta dirancang untuk mendukung sistem resapan air di wilayah padat penduduk,” ungkap Aniisa Hidayah.
“Inovasi ini muncul dari keprihatinan terhadap permasalahan lingkungan yang semakin kompleks, seperti sulitnya sampah plastik terurai, berkurangnya lahan resapan air akibat pembangunan permukiman, dan penggunaan material bangunan konvensional seperti semen yang berdampak negatif terhadap alam,” tambahnya.
Berbeda dari paving block biasa, ZEROBRICK memiliki bentuk saling mengunci (interlock) dan struktur berpori, yang memungkinkan air lebih mudah meresap ke dalam tanah. Menariknya, produk ini dibuat tanpa menggunakan semen. Sebagai gantinya, para siswa memanfaatkan plastik daur ulang yang dicampur dengan pasir halus, zeolit, dan serat sabut kelapa.
Lebih lanjut ia menuturkan bahwa melalui ZEROBRICK, kami ingin menghadirkan solusi yang tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga berfungsi sebagai infrastruktur resapan air di daerah rawan banjir.
Dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal dan proses produksi yang relatif sederhana, ZEROBRICK diyakini mampu mendukung ekonomi sirkular dan memberdayakan masyarakat, termasuk pelaku UMKM. Produk ini menunjukkan bahwa limbah, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi material bangunan yang bermanfaat dan berkelanjutan.
Inovasi siswa-siswi MAN 1 Kota Semarang ini menjadi bukti bahwa generasi muda mampu mengambil peran penting dalam menjaga lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih hijau.